Terbukti

Pelatihan Deteksi Dini dan Sosialisasi Konsep RBM

13:30 Apr 27 2017 Gading Beach Hotel, Wuring, Nusa Tenggara Timur, Indonesia

Pelatihan Deteksi Dini dan Sosialisasi Konsep RBM
Gambaran
Kerangka Acuan
Pelatihan Deteksi Dini dan Sosialisasi Konsep RBM

Pendahuluan :
Program rehabilitasi bersumber daya masyarakat adalah salah satu program di Caritas Maumere yang didukung oleh Caritas Jerman. Program ini fokus pada tiga hal yakni : 1). Dukungan penguatan sumber-sumber penghidupan, 2). Dukungan mendapatkan akses pelayanan kesehatan untuk disabilitas dan 3). Dukungan penguatan kapasitas orang dengan disabilitas. Program ini merupan program tahun III kerjasama Caritas Jerman dan Caritas Maumere. Tujuan program ini mendorong berbagai pihak yakni masyarakat, gereja dan pemerintah dimana difabel tinggal untuk berkontribusi memberikan rehabilitasi fisik , mental dan memberikan aksesibilitas dalam berbagai hal.
Dukungan akses pelayanan kesehatan bekerjasama dengan beberapa pihak, diantaranya Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Waipare. Beberapa hal yang sudah dilakukan selama dua tahun perjalanan program dalam aspek kesehatan yakni : dukungan alat bantu untuk difabel, fasilitasi asuransi kesehatan melalui kartu BPJS Kes, bekerjasama dengan Puskesmas Waipare untuk membuka layanan terapi. Kegiatan yang sudah dilakukan ini lebih pada memberikan kemudahan dan layanan kepada difabel.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah penguatan kapasitas untuk kader posyandu. Kader adalah orang kunci yang berada pada barisan depan jika kita berbicara tentang perkembangan tumbuh kembang anak. Sejak usia kehamilan ibu pada bulan pertama, kader posyandu sudah berperan ikut menentukan masa depan anak dari aspek kesehatan dan tumbuh kembang.
Berbicara tentang bayi dan anak dengan disabilitas, kadang kita lupa akan peran kader posyandu. Yang selama ini terjadi, jika ada anak atau keluarga kita yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang anak, kita baru menyadari untuk melakukan rehabilitasi atau pengobatan setelah berjalan beberapa tahun. Untuk meminimalisir penyimpangan tumbuh kembang anak ke disabilitas, Caritas Maumere bekerjasama dengan Puskesmas Waipare menyelenggarakan Pelatihan Deteksi Dini untuk kader posyandu. Kader yang dipilih terwakili dari desa/posyandu dengan jumlah anak disabilitas yang tinggi. Dan kader-kader potensial yang dapat berbagi ke kader yang lain. Diharapkan melalui pelatihan ini identifikasi anak yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang lebih dini dan dapat dirujuk ke Poli Fisioterapi di Puskesmas Waipare
Untuk memperkenalkan konsep rehabilitasi bersumberdaya masyarakat (RBM), para kader akan diberikan bekal tentang kerangka kerja RBM. Diharapkan dengan memahami kerangka RBM dapat dipakai dalam menangani orang dengan disabilitas di lingkunganya.
Tujuan kegiatan :
1.Memberikan pengetahuan kepada kader posyandu tentang cara melakukan deteksi dini kepada bayi dan balita.
2.Kader posyandu dapat merujuk bayi balita yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang untuk mendapatkan terapi di poli fisioterapi Puskesmas Waipare
3.20 Kader posyandu memahami kosnep rehabilitasi bersumberdaya masyarakat

Hasil yang diharapkan :
1.20 kader posyandu dapat melakukan deteksi dini untuk bayi dan balita yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang.
2.10 balita dan bayi yang mengalami penyimpangan tumbuh kembang anak dirujuk ke Poli Fisioterapi
3.20 kader posyandu dapat menerapkan konsep rehabilitasi bersumberdaya masyarakat di lingkungannya

Tanggal dan Tempat Kegiatan :
Hari/tanggal : Minggu 23 s/d Rabu, 26 April, 2017
Waktu : Pkl. 08.00 s/d selesai
Tempat: Hotel Gading Beach – Wailiti Maumere
Chek in : Minggu, 23 April 2017, Pkl. 17.00 wita
Chek out: Rabu, 26 April 2017, Pkl. 16.00 wita

Materi Pelatihan :
Tumbuh kembang Janin→Balita
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan anak
Komunikasi efektif
Psikologi anak
Deteksi dini anak difabel
Difabel
Fisiotherapi sederhana
Rujukan
Rencana tindak lanjut
Sosialisasi Konsep Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat/RBM
Fasilitator :
Sofia Yasintha / Kepala Puskesmas Waipare
Margaretha Yunita Kray / Terapis Puskesmas Waipare
Adrianus Nong Loba / Caritas Maumere
Margaretha Helena / Caritas Maumere

Syarat Peserta :
Pengalaman menjadi kader posyandu minimal tiga tahun berturut-turut
Memiliki kemampuan untuk berbagi informasi dan pengetahuan kepada kader yang lain dan terlibat aktif di kegiatan gereja
Berasal dari desa/posyandu yang memiliki data anak disabilitas tinggi

Penutup :
Demikian kerangka acuan ini kami buat, sebagai acuan kegiatan ini.
NB : Jika ada hal-hal yang belum jelas, dapat menghubungi :

REKAM PROSES PELATIHAN

Hari Pertama
Minggu, 23 April 2017

19.45. Pembukaan
19.50. Doa Pembukaan.
19.55. Pengantar Panitia. Ibu Margareta Hellena
o Caritas sejak tahun 2010 bekerja dengan isu disabilitas.
o Kader sebagai garda terdepan
o Meminimalisir penyimpangan tumbuh kembang anak menuju disabilitas
o Puskesmas Waipare menjadi focus karena respon yang baik dari Kepala Puskesmas. Membuka poli dengan tenaga fisioterapi.
o Maksud pertemuan ini :

20.02. Perkenalan :
Permainan Lempar Bola.
o Dengan permainan lempar bola :
o Apa yang pertama terlintas dalam pikiran setelah menerima undangan dan tor? Apa kebahagiaan selama menjadi kader?
1.Maria Mide Iantena pos Habihogor : senang dan bersedia mengikuti kegiatan, bisa berbagi dengan yang belum ikut. Biasa saja, urus anak anak
2.Mince nurak geliting posy geliting : mungkin setelah ikut pelatihan, bisa dapat semua anak yang difabel di sekitar rumah. Bahagia sebagai kader : waktu habis untuk kegiatan macam – macam.
3.Veronika Vertiana Langir Posy Wetak. Bahagia mendampingi anak anak, karena anak juga senang.
4.Mariana Santy. Bangga karena dipilih, akhirnya. Suka duka (5 tahun) mendampingi anak.
5.Elsi, Habi Posy Wairhabi. Selalu terpilih, mendapat pengalaman.(4 tahun) bahagia setengah.
6.Maria Goreti Reti Tanaduen, Posy Blatat. Perhatian dan bantuan khusus untuk anak disabilitas. Bahagia karena banyak tahu tentang isu kesehatan, ibu hamil, kb, gizi buruk dll
7.Maria Menkengdetun, Posy Detun. Baru dapat tadi sore, pingin tahu jadi ikut. Bahagia menjadi kader, Hidup itu berarti bila aku berguna.
8.Ludvina dua Lince, Tekaiku. Perasaan senang, karena ada program yang member perhatian pada anak difabel. Senang karena dapat pengetahuna tambahan dan sebagai ibu bisa manfaatkan pengetahuan itu.
9.Veriana Felixia Blatatatin Posy Belang. Merasa bingung, mewakili peseta lain, senang mendapat pengetahuan tambahan. Kebahagiaan
10.Maria Algonda Desa Kopong Posy. Perasaan bingung tetapi dating karena ingin mendapat pengetahuan. Kebahagiaan senang karena mendapat ibu dan anak, senang karena dipercayakan meskipun terbatas.

Kontrak Belajar :
1.Menyepakati jadwal kegiatan untuk hari senin, 24 April 2017
2.Menyepakati untuk tepat waktu untuk kegiatan
3.Menyepakati seorang peserta menjadi time keeper (Elsy) sekaligus ketua kelas
20.30
Perminan.
Komentar gambar.
Kelompok 1.

Gambar 1
o Hampir semua jawaban masih bersifat empati. belum nampak pandangan yang ingin memperkuat.
o #memberi dukungan dan motivasi agar mau bekerja keras. #mendekati pihak ketiga untuk member pelatihan sehingga memiliki ketrampilan khusus.
Gambar 2
o Kelihatan cara berpiki untuk membuka ruang membuka akses untuk bergerak (sepeda aksesibel).
Hari Kedua
Senin, 24 April 2017

08.00 wita. Permainan Tali. Ibu Ellen.

Peserta melilit seorang relawan dengan tali dan membaca
Kesan / pesan apa yang kita dapat dari permainan?
08.07. Perkenalan lanjutan.
o Lusiana. Desa. Posyandu. #perhatian dari Caritas untuk kelanjutan pelatihan ini. #senang meski sukarela tetapi memiliki pengetahuan yang banyak dan baik tentang kesehatan.

1.Lusia. Tindakan yang dilakukan sangat mengecewakan guru dan orang tua.
2.Betty. Stop kekerasan terhadap anak.
3.Menghargai seutuhnya, karena pemberian tuahan.
4.Tabah dalam menjalani kehidupan.
5.Dijauhi karena cacat.
6.Tidak merasa kasihan.
7.Da
8.Yang dibicarakan oleh orang sekitar
9.Ansel. Mengubah sikap agar peduli dan menerima
10.Veri. Jangan meremehkan anak cacat, mereka pemberian yang harus dihargai.
11.Retty. Pesan tidak boleh diperlakukan, karena manusia dan haris diperhatikan seperti anak lainnya
12.Marji. Kesan tidak diperlakukan manusiawi. Kesimpulan cacat bukan halangan.

09.22. Materi Difabel
Ibu Sofia Yasinta, S.Psi
o Bersama Puskesmas membagi
o Difabel punya hak dan kewajiban, namun masih banyak difabel yang masih ditolak oleh keluarga mauun lingkungan social

11.30. Materi 2.
13.00. Makan Saiang.
14.00. Materi 3.
16.00. snack.
16.15. Fisioterapi.
Presentasi materi.
Kasus anak usia enam tahun. Kejang bisa.
Format rujukan bagi kader, untuk melaksanakan rujukan
17.00. Istirahat
19.30. Materi Ibu Ellen.
o Dsbb
o Ntn
20.30. Istirahat.

Hari Ketiga
Selasa, 25 April 2017

08.00 wita. Permainan Tali. Ibu Ellen.

Peserta melilit seorang relawan dengan tali dan membaca
Kesan / pesan apa yang kita dapat dari permainan?
08.07. Perkenalan lanjutan.
o Lusiana. Desa. Posyandu. #perhatian dari Caritas untuk kelanjutan pelatihan ini. #senang meski sukarela tetapi memiliki pengetahuan yang banyak dan baik tentang kesehatan.

13.Lusia. Tindakan yang dilakukan sangat mengecewakan guru dan orang tua.
14.Betty. Stop kekerasan terhadap anak.
15.Menghargai seutuhnya, karena pemberian tuahan.
16.Tabah dalam menjalani kehidupan.
17.Dijauhi karena cacat.
18.Tidak merasa kasihan.
19.Da
20.Yang dibicarakan oleh orang sekitar
21.Ansel. Mengubah sikap agar peduli dan menerima
22.Veri. Jangan meremehkan anak cacat, mereka pemberian yang harus dihargai.
23.Retty. Pesan tidak boleh diperlakukan, karena manusia dan haris diperhatikan seperti anak lainnya
24.Marji. Kesan tidak diperlakukan manusiawi. Kesimpulan cacat bukan halangan.

09.22. Materi Difabel
Ibu Sofia Yasinta, S.Psi
o Bersama Puskesmas membagi
o Difabel punya hak dan kewajiban, namun masih banyak difabel yang masih ditolak oleh keluarga mauun lingkungan social

11.30. Materi 2.
13.00. Makan Saiang.
14.00. Materi 3.
Data Tambahan
Penanggung jawab kegiatan: Margaretha Helena
Mitra: Puskesmas Waipare
Donatur: Caritas Jerman
Jumlah dana: Rp. 25.650.000
Wilayah kerja: 9 Paroki (St.Yoseph Maumere, St, Thomas Morus, Misir, Bolawolon, Nangahure, Wairpelit, Ili, Kewapante, Habi)
Durasi program: 3 tahun (Desember 2014 sampai November 2017)
Total jumlah peserta: 12
Peserta perempuan: 12
Jenis Penerima Manfaat: Langsung,Tidak langsung
Peserta: Masyarakat

Kepercayaan: UP DOWN 0

Laporan Tambahan

Penguatan kapasitas dan Evaluasi Program Kerja KSU Romeo

10:11 Apr 27, 2017

Gading Beach Hotel, Kelurahan Hewuli, Maumere, 0.04 Kms

PELATIHAN Budidaya Ternak Kambing

13:17 Apr 27, 2017

Hewuli, Nusa Tenggara Timur, Indonesia, 1.76 Kms

Simulasi Tanggap Darurat Tsunami oleh BNPB

12:55 Apr 27, 2017

Patisomba - Desa Kolisia - Kecamatan Magepanda - Kabupaten Sikka, 2.33 Kms

Kerjasama Pendampingan Livelihood CBR - PSE Paroki Nangahure

13:10 Apr 27, 2017

Paroki St. Maria Magdalena Nangahure, Kec. Alok Barat, 2.44 Kms

Pelatihan Pendataan Cocoatrace

14:39 Apr 27, 2017

Wailiti Beach Hotel And Resort, Jl. El Tari, Kota Uneng, Nusa Tenggara Timur, 86111, Indonesia, 4.12 Kms